Rabu, 11 Februari 2015

Toward the Future





Dalam sebuah perjalanan hidup, cita-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan. Ada kalanya kita mesti berjuang serta belajar menyikapi segala rahasia dalam kehidupan. Perjalanaan menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap langkah kita. Setiap tapak langkah kita, setiap hembusan nafas, detak jantung, dari siang menuju malam. Semua menuju titik yang sama. Kesempurnaan.
Setiap insan mempunyai hak yang sama atas waktu. Tidak ada seorang pun melebihi dari yang lain. Namun tak jarang setiap kita berbeda dalam menyikapinya. Ada yang berjuang untuk melewatinya dengan membunuh waktu. Tidak pula yang sedikit yang merasakan sempitnya kesempatan yang ia punya.
Apa rahasia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu, dan iman. Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah.
Ketika orang lain berbicara sejuta bahasa, tetaplah bekerja. Cangkullah sawah itu dan taburi benih. Ketika orang lain berdiam tak tahu harus berkata apa, teruskan kerja anda. Siangi dan airi putik-putik yang baru bertunas itu. Ketika orang lain saling tuding, saling hunus, bekerjalah dalam istirahat anda. Senandungkan serinai pengundang angin dan gerimis. Ketika orang lain terlelap dalam tidur nyenyak mereka, jangan putuskan kerja anda. Bekerjalah dengan doa dan harapan, ”Semoga ikhtiar ini menjadi kebaikan bagi segenap semesta”. Maka, ketika orang lain tergugah dari peraduannya, ajaklah mereka untuk mengangkat sabit memungut panen yang telah masak. Bila mereka tak jua berkenan, jangan kecil hati. Terus dan tetaplah bekerja. Bekerja, karena itulah yang semestinya kita kerjakan.
            Apapun yang terjadi di muka bumi, sang mentari tak berhenti sedetik pun dari kerja, mengipasi tungku pembakaran raksasanya, menebarkan kehangatan ke seluruh galaksi. Maka tak ada alasan yang lebih baik untuk keberadaan kita di sini, selain bekerja mengubah energi hangat matahari menjadi kebaikan semesta.
Bila anda mencari alasan untuk sebuah kegagalan, anda bisa temukan berjuta-juta alasan dengan mudah. Namun alasan tetaplah alasan. Ia takkan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Kerap kali alasan serupa dengan pengingkaran pada diri sendiri. Semakin banyak menumpuk alasan, semakin besar pengingkaran pada diri sendiri. Ini menjauhkan anda dari keberhasilan, sekaligus melemahkan  kekuatan diri sendiri. Berhentilah mencari suatu alasan untuk menutupi kegagalan. Mulailah bertindak untuk meraih keberhasilan.
Belajarlah dari penambang yang terus tekun mencari emas. Ditimbanya berliter-liter tanah keruh dari sungai. Ia saring lumpur dari pasir, ia sisir pasir dari logam. Tak jemu ia lakukan hingga tampaklah butiran emas berkilauan. Begitulah semestinya anda memperlakukan kegagalan. Kegagalan itu seperti pasir keruh yang menyembunyikan emas. Bila anda terus berusaha, tekun mencari perbaikan di sela-sela kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan-alasan, maka anda akan menemukan cahaya kesempatan. Hanya mencari alasan sama saja dengan membuang pasir dan semua emas yang ada di dalamnya.





Look! Look at your feet
This the road you walk
Look! Look at ahead of you
That is your future
My mother gave me so much kindness
Embarace love and walk, said over and over at that time I wass still immature
I didn’t understand her meaning
She held my hand
And walked with me
Our dreams are always high in the sky
It’s scary that they might not come true
But we still continue to chase them
Because it’s our story
We don’t have to give up
When I was unsure she held my hand
And walked with me
There were times when I hated that kindness
When separated from my mother I couldn’t be obedient
Look! Look at your feet
This the road you walk
Look! Look at ahead of you
That is your future



Tidak ada komentar:

Posting Komentar